Ning Ita saat berdiskusi dengan salah satu guru olahraga
Kota Mojokerto-GEMA MEDIA:Lost learning yang merupakan salah satu dampak pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) tentu tidak dibiarkan begitu saja oleh Pemerintah Kota Mojokerto. Disamping mengupayakan melalui pendidikan karakter dengan masuknya kembali TPQ ke sekolah, kemudian ada olahraga tradisional atau kategori olahraga rekreasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat membuka Pelatihan Pelatih Bersertifikat yang bertema Melestarikan Olahraga Tradisional Melalui Pelatihan Pelatih Bersertifikat pada Senin, (21/2) di Pendopo Sabha Krida Tama Rumah Rakyat, Jl. Hayam Wuruk 50, Kota Mojokerto.
"Ini memang tidak masuk di kurikulum tapi kita upayakan bagaimana ini juga terintegrasi menjadi satu skema pendidikan bagi anak-anak kita. Karena kita harus bersinergi sekaligus melakukan upaya yang berkelanjutan bahwa dampak PJJ, dengan menggunakan gadget ini juga menyebabkan degradasi moral, degradasi karakter, dan degradasi kepedulian sosial."jelas Wali kota yang kerap disapa Ning Ita.
Lebih lanjut Ning Ita menyampaikan bahwa adanya olahraga tradisional tidak bermaksud untuk melawan perkembangan jaman. "Terhadap perkembangan teknologi bagaimanapun juga harus bisa mengikuti dan beradaptasi, namun disisi berbeda dampak negatif nya coba kita tekan seminimal mungkin."tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa ketergantungan dengan gadget itu tidak hanya berdampak pada moral atau psikologis tapi dampak kesehatan itu juga cukup besar. Hal ini terlihat dari hasil pendataan keluarga akhir tahun 2021 yang menunjukkan banyak anak usia remaja terjangkit penyakit degeneratif. Dimana penyakit ini sebelumnya menjangkit usia 40 tahun keatas.
Menutup pengarahannya, Ning Ita menambahkan olahraga tradisional ini juga merupakan bagian untuk mendukung Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
Sebagaimana dilaporkan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Novi Rahardjo pelatihan ini diikuti oleh 29 orang guru SD dan SMP atau sederajat. "Pelatihan diikuti 29 orang guru dari SD/MI atau sederajat sebanyak 19 orang dan dari SMP/MTs sederajat sebanyak 10 orang dan rencananya akan dilaksanakan secara bertahap." jelas Novi.
Ditambahkan oleh Novi, bahwa Pelatihan ini akan digelar selama 2 hari, 21-22 Februari 2022. Dengan 5 Cabang olahraga (Cabor) yaitu dakon, egrang, kasti, bekel dan bakiak. Dengan narasumber dari Disporapar Provinsi Jawa Timur, Aji Sutrisno; dari UNIPA Surabaya, Muhammad Muhyi serta dari Komite Olahraga RekreasiMasyarakat Indonesia (KORMI) dan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Jatim I Wayan Sudarma.
Turut hadir mendampingi Ning Ita dalam acara ini adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Amin Wachid dan perwakilan anggota Dewan Kebudayaan Daerah Kota Mojokerto. (Na/an)